Proses Penciptaan Hujan dalam Al-Qur'an


Bismillahirrahmanirrahim :)
Assalamu 'Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh sahabat Tasqut yang insyaALLAH senantiasa dirahmati ALLAH SWT :) Apa kabar imanmu hari ini?

Hujan, hujan, dan hujan. Di antara kita pasti ada yang sangat berbahagia ketika hujan turun, ada yang tiba-tiba jadi sendu dan puitis, ada yang berbagahagia karena tanamannya jadi tak kering lagi, dan ada pula yang berbahagia karena hujan adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Sayangnya, banyak juga yang benci dan menyalahkan hujan, "ah, gara-gara hujan, aku nggak bisa begini ..", "gara-gara hujan, macet semakin menjadi", dan masih banyak keluhan lain yang menyapa hujan saat ia menyapa bumi. Padahal, hujan kan nggak salah? Hujan hanya sedang taat pada ALLAH dan menjalankan perannya sebagai berkah dan rahmat bagi bumi, sebagai pihak pengantar pelangi.

Lalu bagaimana, ALLAH Yang Maha Cinta menggambarkan dengan indah penciptaan hujan yang terkadang mampu membuat banyak insan tiba-tiba jadi melankolis, kreatif, dan puitis. Berikut beberapa ayat yang menggambarkan tentang penciptaan hujan yang tersurat dalam Kitab Cinta (Al-Qur'an) yang sempurna:


“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). ” (QS. An Nahl: 65)


“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS. Yunus: 24)

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.”(QS. Al A’rof: 57)

Setelah penggambaran penciptaannya yang begitu indah, tersurat juga dengan jelas bahwa hujan adalah rahmat dan berkah yang turun ke bumi. Jadi, pantaskah kita menyalahkannya? Pantaskah kita mengkambinghitamkannya? Pantaskah kita mendahulukan keluh daripada doa di saat hujan turun? Bukankah kita selalu berharap doa terijabah, mengapa tak memilih untuk bermunajah dengan mesra padaNya ketika tetes hujan mulai menyapa bumi?

“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura: 28). 



Sahabat Tasqut yang berbahagia, daripada menggerutu saat hujan turun, lebih baik berdoa, bermunajah padaNya, berbicara denganNya lewat Kitab CintaNya (Al-Qur'an) atau setidaknya mensyukuri dan memanfaatkan waktu-waktu hujan dengan hal-hal yang lebih bermanfaat :)

(AA)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar