Sejauh mana kesanggupanmu?

Tuntas Terjemah Al Quran - (draft)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Sahabat Tasqut yang Insya ALLAH senantiasa diridhoi ALLAH SWT :)

Apa kabar iman hari ini? Masihkah tujuannya hanya satu, hanya pada ALLAH?
Sejauh mana kita sudah berusaha untuk taat pada ALLAH? Sudah maksimalkah?
Sejauh mana kesanggupan kita untuk berusaha menjadi abdillah yang sesungguhnya?

(16). فَاتَّقُوا الَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ ۗوَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. At-Taghabun (64); 16)


Dalam Al Qur'an, kata Masthatho'tum terdapat dalam surat At-Taghabun ayat 16 di korelasikan dengan kata taqwa. Yang artinya ialah "Maka Bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (semampunya)"

Mastatho'tum berarti sesuai kesanggupan atau semampunya, atau bisa di artikan  bahwa kita diperintahkan oleh Allah Ta'ala untuk berTaqwa berdasarkan kesanggupan kita atau semampunya. Tapi, sejauh mana kesanggupan/kemampuan yang dimaksud?

Kebanyakan kita membuat standar 'target kesanggupan' yang begitu lemah dan rendah.
Misalkan :
- Saya hanya bisa membaca 3 halaman Al-Qur'an dalam sehari
- Saya hanya mampu menghafal surah-surah pendek saja
- Saya biasanya hanya mampu ...


Kita membuat standar kesanggupan yang secara tidak sadar menjadi batasan diri yang ternyata sudah banyak orang yang mampu melampauinya. Padahal kemampuan kita mungkin saja berkali-kali lipat lebih tinggi daripada standar itu sendiri.

"Jika kau telah berada di jalan Allah, melesatlah dengan kencang. jika sulit, maka tetaplah berlari meski kecil langkahmu. bila engkau lelah, berjalanlah menghela lapang, dan bila semua itu tak mampu kau lakukan, tetaplah maju meski terus merangkak, dan jangan pernah sekalipun berbalik ke belakang.” (Imam Syafi’i)

Ada sebuah kisah hikmah tentang batas ukuran kesanggupan manusia, semoga kita bisa mengambil ibroh darinya. Berikut kisahnya:

Abdullah Al Azzam, atau lebih dikenal dengan nama Syekh Azzam, seorang syekh teladan yang sangat disegani dan dihormati oleh para muridnya.
Pada suatu saat beliau ditanya oleh muridnya,
“Ya syekh, apa yang dimaksud dengan mastatho’tum”?
Sang Syekh-pun membawa muridnya ke sebuah lapangan.
Meminta semua muridnya berlari sekuat tenaga, mengelilingi lapangan.
Setelah semua muridnya menyerah, dan menepi ke pinggir lapangan.
Sang Syekh-pun tak mau kalah. Beliau berlari mengelilingi lapangan hingga membuat semua muridnya keheranan. Hingga pada akhirnya beliau jatuh pingsan, dan tak sadarkan diri.
Setelah beliau siuman dan terbangun, muridnya bertanya,
“Syekh, apa yang hendak engkau ajarkan kepada kami?”.
“Muridku, Inilah yang dinamakan titik mastatho’tum! Titik di mana saat kita berusaha semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yang menghentikan perjuangan kita (bukan, bukan kita yang berhenti)”, Jawab Sang Syekh dengan mantap!

Mari berlindung kepada ALLAH dari malas dan lemah azzam.
Adapun doa yang di ajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam agar terhindar dari sifat malas, yaitu:


Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa membaca do’a ini :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.
Artinya :
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” [HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706]

Mari berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha sekuat tenaga dan sebesar-besarnya kemampuan untuk menjadi hamba yang dicintai dan dirihoiNya. Jangan sampai kita tergolong orang-orang yang tergantikan :)

"Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini." (Q. S. Muhammad ayat 38)

Mari menjemput limpahan karunia rahmatNYA dengan MASTATHO'TUM..!!!

Wassalam.
(AA)


Ibadah Sepanjang Hayat

sumber gambar : google.com

Sahabat Tasqut Yang Dirahmati Allah SWT, Bagaimana interaksimu dengan Al Quran saat ini?

Tak terasa,  bulan Ramadhan sudah berlalu lebih dari sebulan . Pada bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba untuk beribadah dan beramal shalih. Kelebihan dan keutamaan ibadah di bulan Ramadhan memberikan motivasi dan semangat tersendiri. Kini Ramadhan telah pergi, Lantas bagaimana intensitas ibadah dan amal shalih yang kita lakukan setelah bulan Ramadhan? Apakah kita mampu untuk istiqamah dalam beribadah seperti saat bulan Ramadhan? Jika kita belum mau memelihara ibadah kita  seperti layaknya beribadah di bulan Ramadhan, maka ada satu hal yang harus kita sadari bahwa amalan ibadah seorang mukmin berakhir bila malaikat Izrail datang untuk mencabut ruh dari tubuh kita. Seperti disebutkan dalam Surat Al Hijr, 99 dibawah ini :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (QS. Al Hijr: 99).

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  menerangkan bahwa amalan yang dicintai oleh Allah  bukan hanya amalan sesaat, bukan hanya amalan di bulan Ramadhan.

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim no. 783)
Berikut amalan yang seharusnya kita pelihara selepas Ramadhan
1.  Menjaga shalat lima waktu.
Shalat lima waktu merupakan salah satu rukun Islam dan hukumnya wajib bagi seorang muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku wajibkan bagi umatmu shalat lima waktu. Aku berjanji pada diriku bahwa barangsiapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka aku tidak memiliki janji padanya’.” (HR. Ibnu Majah no. 1403)

2. Melaksanakan shalat berjama’ah.
Bagi laki-laki, lebih utama melaksanakan shalat jama’ah di masjid. Menurut pendapat terkuat hukum shalat jama’ah itu wajib. Selain itu, shalat jama’ah memiliki keutamaan yang lebih  dari shalat sendirian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat jama’ah lebih utama dari shalat sendirian sebanyak 27 derajat.”( HR. Bukhari no. 645 dan Muslim no. 650)
Sedangkan bagi perempuan,  lebih utama melaksanakan shalat lima waktu di rumah. Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits dari Ummu Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka.”(HR. Ahmad 6/297)

3. Menggalakan interaksi dengan Al Quran dan mengamalkannya
Banyak keutamaan yang diperoleh dari orang yang membaca Al Quran,  diantaranya: Pertama: mendapatkan syafaat(pertolongan) pada hari Kiamat (HR. Muslim).Kedua, orang yang mempelajari Al-Qura’n dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik.(HR. Bukhari). Ketiga, orang yang pandai membaca Al-Qur’an dimasukkan ke dalam surga bersama para malaikat yang suci. Sedangkan orang yang membaca terbata-bata (belum pandai), maka ia akan diberi dua pahala. (HR. Bukhari & Muslim). Keempat, orang yang membaca dan mendengar Al-Qur’an akan mendapatkan sakinah, rahmat, doa malaikat dan pujian dari Allah.(HR. Muslim).Kelima,mendapat pahala yang berlipat ganda yaitu setiap huruf yang dibaca dihitung satu pahala dan satu pahala itu dilipat gandakankan menjadi sepuluh ganda.(HR.At-Tirmizi), dan sebagainya.

4. Merutinkan puasa sunnah
Salah satu puasa sunah adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)
Kita juga bisa merutinkan pula sunah pada hari Senin dan Kamis. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747)
Selain itu, minimal setiap bulannya melaksanakan puasa sunah Ayyamul Bidh selama tiga hari.  Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2424)

5. Memelihara shalat sunah
Setelah Ramadhan kita diharapkan untuk tetap istiqamah dalam menjaga shalat-shalat sunnat seperti rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, setelah wudhu’, tahajjuj, witir, shalat sunat fajar dan sebagainya. Adapun keutamaan shalat Rawatib yaitu dibangunkan rumah di surga (HR. Muslim). Keutamaan shalat Dhuha yaitu pahalanya sama seperti bersedekah (HR. Muslim). Sedangkan keutamaan shalat sunnat fajar (sebelum shubuh) adalah pahalanya lebih baik dari dunia dan isinya (HR. Muslim)

6. Menolong saudara seiman
Setelah Ramadhan, kita diharapkan terus membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Salah satu caranya dengan berinfak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “Setiap hari, dua malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang lain berdoa, “Ya Allah, hilangkan harta orang yang menolak infak.” (HR.Bukhari dan Muslim). Mengenai keutamaan menolong saudara seiman, Rasulullah saw bersabda,“Allah menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya”.(HR. Muslim).

7.  Menjaga diri dari maksiat
Ramadhan mengajarkan kita untuk dapat mengendalikan diri dari hawa nafsu. Maka, setelah Ramadhan, sepatutnya kita mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu untuk tidak melakukan maksiat.

Disadur dari :
https://www.islampos.com
http://rumaysho.com


-Tuntas Terjemah Al Quran-
(ND)

Sidik Jari Manusia dalam Al-Qur'an

Tuntas Terjemah Al Quran -
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Sahabat Tasqut yang Insya ALLAH senantiasa diridhoi ALLAH SWT :)

Sudah kah sahabat shaleh/shalehah membaca Al-Qur'an hari ini, setidaknya satu atau dua ayat saja? Tentu sudah yaa, Insya ALLAH.

Ada begitu banyak keajaiban yang terkandung dalam Al-Qur'an. Baik keajaiban yang telah terbuktikan dengan ilmu pengetahuan manusia, sampai yang tak mampu terukur oleh nalar manusia terjenius sekalipun. Salah satu dari begitu banyaknya keajaiban itu adalah keterangan dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang sidik jari manusia.

Sahabat Tasqut yang Insya ALLAH senantiasa di ridhoi ALLAH SWT, seperti yang kita ketahui, sidik jari kita bukanlah sekedar lengkungan atau garis-garis biasa yang terukir tanpa makna. Seiring perkembangan zaman, telah diketahui bahwa sidik jari manusia antara satu dan yang lainnya adalah berbeda. Setiap manusia memiliki bentuk sidik jari (finger print) yang unik. Bahkan bagi sepasang saudara yang terlahir kembar identikpun memiliki sidik jari yang berbeda. 
Sumber : stifinbwi.wordpress.com
Fakta tersebut baru diperkenalkan oleh beberapa ilmuan seperti Johann Christoph Andreas Mayer pada tahun 1788 yang menyatakan bahwa setiap sidik jari manusia itu memiliki keunikan sendiri-sendiri. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sir William James Herschel pada tahun 1858. Namun, sidik jari baru mulai diteliti secara ilmiah dan akhirnya dijadikan sebagai tanda pembeda identitas adalah ketika Sir Francis Golt secara khusus melakukan riset tentang sidik jari pada tahun 1880. Hasil risetnya memberikan hasil bahwa tidak ada dua orang manusia di dunia ini yang memiliki bentuk sidik jari yang benar-benar sama. 

Pada perkembangannya, diciptakanlah berbagai alat teknologi sidik jari dengan sistem analisa elektronik. Alat tersebut pertama kali digunakan FBI di Amerika Serikat sekitar akhir abad ke-19 atau tahun 60-an. FBI menggunakannya untuk mengetahui jati diri korban kriminalitas atau bahkan tersangkanya lewat jejak sidik jari yang biasanya tertinggal pada tempat kejadian. Selanjutnya, sidik jari tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengungkap kriminalitas, tapi juga mulai dimanfaatkan untuk keperluan di bidang lain, seperti untuk database kependudukan, mesin absensi, teknologi akses kontrol pintu, finger print data secure, aplikasi retail, sistem payment dan masih banyak lagi.

Penelitian tentang sidik jari terus berkembang hingga akhirnya muncullah disiplin ilmu yang mempelajari sidik jari, yaitu Daktiloskopi. Yakni ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki yang sangat berhubungan dengan genitak manusia. 
Sumber : www.metaformltd.com
Lalu, apa hubungannya dengan keajaiban Al-Qur'an?

Sahabat Tasqut, belasan abad sebelum manusia menyadari bahwa sidik jari bukan sekedar lengkungan atau garis-garis tanpa makna. ALLAH SWT telah mengungkapkannya secara khusus dalam al-Qur'an terlebih dahulu, yaitu pada Qur'an Surah Al-Qiyamah ayat 3 dan 4:

(3). أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ
Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

(4). بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.

Menurut Harun Yahya dalam Pesona Al-Qur’an ketika menjelaskan ayat di atas menulis bahwa penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap manusia adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap manusia yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain. Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.

Harun Yahya melanjutkan, sistem pengkodean lewat sidik jari ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini. Akan tetapi, ujarnya, yang terpenting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan dan mampu diukur oleh nalar manusia di akhir abad ke-19. Sedangkan, dalam al-Qur'an, Allah sudak merujuk kepada sidik jari, dan menyatakan kekuasaanNya yang mampu menyusun (kembali) jari jemari manusia dengan sempurna pada saat mereka dibangkitkan kembali.
Hal ini menjadi satu lagi bukti bahwa Al-Qur’an selalu otentik dipergunakan. Informasi-informasi ilmiah yang diberikannya selalu teruji sampai kapanpun, yang saat itu belum disadari sama sekali oleh orang. Dengan kata lain, al-Qur’an adalah bukti tertulis yang paling otentik yang bisa dijadikan sebagai rujukan ilmiah dalam mengupas persoalan-persoalan teknologi sejak zaman dulu hingga zaman sekarang. Sedangkan bukti-bukti lain terkadang aus terkikis zaman atau hilang dan terbakar.

Masya ALLAH, Maha Benar ALLAH dengan segala FirmanNya. 

Source: http://keajaiban-quran.blogspot.com/2013/05/sidik-jari-dalam-al-quran.html

(AA)



Hafidz Cilik yang Buta, "Ketika shalat, saya tidak memohon kepada Allah untuk dapat melihat kembali.”

"Saya teringat banyak diantara kaum muslimin yang bermalas–malasan untuk menghapal Al Quran." “Ya Allah.. apakah hujjah mereka nanti di hadapan Allah saat hari pembalasan?”
-Sheikh Fahad Al Kanderi-


Assalammualaiykum warahmatullaahi wabarakaatuh Sahabat Tasqut yang Insya ALLAH senantiasa dirahmati ALLAH SWT. Bagaimana interaksimu dengan Quran selepas bulan Ramadhan?
Semoga senantiasa istiqomah, dan menjadikan interaksi dengan Quran sebagai wirid harian hingga ajal menjemput.

Video silaturrahim Sheikh Fahad Al Kander dengan Hafidz cilik yang buta dapat dijadikan Ibroh bagi kita semua agar tidak bermalas – malasan untuk menghapal Al Quran, dijadikan teladan dan motivasi penyemangat untuk meningkatkan interaksi dengan Al Quran.


Perjalanan Sheikh Fahad Al Kander ke provinsi Syarqiyyah di Jazirah Sa’adah terbayar sudah ketika beliau dapat mengambil ibroh dari pertemuannya dengan Mu’adz
Dalam wawancaranya dengan Hafidz Cilik Buta, Mu’adz,  Sheikh Fahad Al Kanderi menyampaikan “Saya menemui seorang pemuda, Mu’adz yang berasal dari Saudi Arabia.  Dia telah kehilangan penglihatannya sejak berumur empat tahun. Setelah itu orangtuanya mengarahkannya untuk menghapal Quran hingga tamat. “Saya belajar dari Mu’adz, bahwa setiap orang yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil.” tambahnya.

Yuk, kita saksikan video penuh hikmah ini :





Berikut petikan wawancara Sheikh Fahad AL Kanderi dengan Hafidz Cilik Buta, Mu’adz dari video diatas :

Bagaimana kabar anda, Mu’adz?
Alhamdulillah


Mu’adz, coba ceritakan mengenai kisah anda bersama Quran. Anda memulainya semenjak umur enam tahun. Bagaimana awal mula ceritanya?
Demi Allah, aku memulainya dengan perjalanan yang sangat berat. Akan tetapi saya tahu bahwa pada akhirnya akan menjadi menyenangkan dan dihari akhir, Insya Allah akan menjadi syafaat bagi saya. Karena itu ayah dan ibu saya mendidik saya dengan penuh kesabaran. Dan saya juga mencoba bersabar menghadapi setiap kesulitan


Ibu ayah Mu’adz dalam wawancara yang terpisah menceritakan, “ Saya sama sekali tidak membiarkannya bersantai walau dirinya begitu lelah. Dia berangkat ke sekolah di pagi hari, kemudian sepulangnya langsung mengikuti pelajaran Al Quran.
Mu’adz berkata : “ Ibu , saya lelah!”
Ibunya menasehati “ Mulailah dengan Al Quran, Insya Allah rasa lelah akan hilang.”
Ayah Mu’adz menyampaikan, “Kami menemui Syaikh Jamal S’aid Dhib di kota Zagazig. Dan jarak perjalanan antara  10 hingga 12 km.”


Katanya anda berangkat menemui Syaikh dengan sepeda motor bersama ayah anda
Iya.


Kemanakah anda pergi dengan sepeda motor itu?
Kami pergi menuju provinsi Syarqiyyah ke tempat bernama Garrage Otobiz.  Perjalanannya kurang lebih empat puluh lima menit.

Apakah benar, apabila anda salah dalam murajaah Al Quran, jika anda melakukan kesalahan  anda akan disuruh mengulang kembali?”
Ketika  anda pergi menemui  guru anda. Layak untuk disampaikan  bahwa Mu’adz melakukan perjalanan dengan waktu yang cukup lama untuk menemui gurunya, rumah beliau bukanlan di sebelah rumahnya dan tidak pula sang guru yang mendatanginya . Dia pergi dengan jarak yang jauh untuk bisa menemui gurunya.
Bayangkan, saya biasanya melakukan perjalanan ke syekh saya sementara saya sedang menghafal quran.
Tebak berapa lama? Hanya 3 hari
Saya harus berusaha keras untuk dua hari pertama. Untuk membujuk beliau agar memberikan setidaknya 6 hari untuk belajar. Syeikh sangan ketat dengan waktunya. Terkadang ketika saya menemuinya,  beliau hanya mengajarkan  kepada saya hanya satu ayat untuk dihafalkan.


Hanya satu ayat?!, Perjalanan sepanjang itu hanya dihargai dengan satu ayat?
Beliau biasaya seperti itu. Aku bahkan tak sempat sama sekali untuk bermain.


Tapi katanya anda terkadang menajadi  perusuh? ahahaha
Alhamdulillah, Dia telah memberikanku nikmat dengan mengambil penglilhatanku.
Subhanallah, Alhamdulillah!
Ketika shalat, saya tidak berdoa agar Allah memberikan kemampuan saya untuk dapat melihat kembali.


Anda tidak mau Allah mengembalikan penglihatan anda? Mengapa?
Sehingga mungkin Allah akan meringankan hisabku di hari pembalasan dan Dia mengurangi adzabku dengan alasan ini.(Sheikh Fahad AL Kanderi Menangis mendengar perkataan Mu’adz).
Kelak aku akan berdiri di hadapan-Nya dalam keadaan bergetar dan ketakutanLalu Dia bertanya kepadaku, “Apa yang telah kamu lakukan dengan Al Quran?”
Sehingga Allah akan mempermudahku dan memberikan rahmat-Nya bagi siapapun yang Allah kehendaki. Allah telah memberikan nikmat Al Quran kepadaku dan alhamdulillah apabila saya ingin pergi kemanapun bila saya mau, saya bisa pergi seorang diri, akan tetapi ayahku mencemaskanku.


Saya teringat banyak diantara kaum muslimin yang bermalas – malasan untuk menghapal Al Quran. “Ya Allah.. apakah hujjah mereka nanti di hadapan Allah saat hari kiamat?”
Alhamdulillah ‘ala kulli hal


Masya Allah  Mu’adz.
Saya tahu anda memiliki satu kalimat dari Ibnul Qoyyim. Apakah isi kalimat itu?
 “Ibnul Qayyim berkata, “Tidaklah Allah menutup satu pintu kebaikan bagi seorang hamba, kecuali Allah akan bukakan pintu lain untuk rahmat-Nya”


Apakah anda tidak merasa malu di hadapan teman – teman karena tak  bisa melihat?
Tidak pernah. Hanya ketika saya kecil dulu, saya pernah merasa sedih karenanya, saya tak akan berbohong kepada anda. Akan tetapi sekarang tak ada lagi rasa marah dalam diri saya. Ini adalah takdir dan ketentuan Allah.


Ya, Nabi SAW juga bersabda, “Barang siapa yang Allah uji dengan dicabut dua penglihatannya kemudian dia bersabar, maka Allah akan menggantinya dengan Surga.”
Kita meminta Allah untuk membuat kita antara penghuni tingkat tertinggi surga, Al Firdaus.

Allahumma Aamiin



- Tuntas Terjemah Quran-

(ND)

An Nahl ayat 125 – Wasilah Seorang Mualaf, Yahudi yang Mengislamkan Jutaan Orang di Afrika

jamia-mosque-4.jpg (500×375)
Sumber : nairobikenya.com


QS An Nahl ayat 125 
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS An-Nahl: 125)

Sahabat Tasqut yang dirahmati Allah SWT, pernahkan terpikirkan oleh kita jika ayat ke 125 dari Surat An Nahl tersebut bisa menjadi wasilah bagi lebih dari 6.000.000 (enam juta) orang dari suku Zolo dan suku – suku lainnya di benua Afrika (Kenya , Sudan bagian Selatan, Uganda serta negara-negara sekitarnya ) untuk mengikrarkan kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim?

Ya, ini adalah kisah nyata seorang Yahudi yang bernama Jad, saat usianya 24 Tahun, ia memperoleh petunjuk untuk menjadi seorang muslim melalui wasiat yang ditinggalkan tetangganya, Ibrahim, sebelum ia meninggal pada usia 67 Tahun. Ibrahim seorang muslim Turki yang bekerja di toko makanan dekat apartemen tempat Jad dan keluarganya tinggal.

Selama 17 tahun kedekatannya bersama Jad, Ibrahim tidak pernah sekalipun mengajarinya tentang agama, tentang Islam ataupun tentang Yahudi. Seorang tua muslim sederhana itu tak pernah mengajaknya diskusi masalah agama. Akan tetapi ia tahu bagaimana menuntun hati seorang anak kecil agar terikat dengan akhlak Al-Qur’an.

Jad kemudian merubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur’ani, seorang muslim sejati, da’i hakiki yang menghabiskan umur 30 tahun sejak keislamannya untuk berdakwah di negara-negara Afrika yang gersang dan berhasil mengislamkan jutaan orang.

Awal Pertemuan Jad dan Ibrahim

Perancis sekitar lima puluh tahun yang lau, Ibrahim menjual makanan di  toko yang terletak di sebuah apartemen. Apartemen dimana Jad, seorang Yahudi yang kala itu berusia 7 tahun tinggal bersama keluarganya.

Jad, hampir setiap hari mendatangi toko makanan tempat Ibrahim bekerja . Jad selalu mengambil sepotong cokelat di toko itu tanpa seijin Ibrahim. Jad mengira Ibrahim tidak menyadari kebiasaanya tersebut.  Hingga suatu hari, Ibrahim memanggilnya dan memberitahu kalau Jad lupa mengambil sepotong cokelat seperti biasanya. Jad pun terkejut, karena menyadari bahwa Ibrahim mengetahui kebiasaannya selama ini. Ia merasa takut Ibrahim akan melaporkan kejadian tersebut kepada orangtuannya.  Jad pun meminta maaf kepada Ibrahim atas perbuatannya.
Ibrahim berkata : “ Tidak mengapa, yang penting kamu berjanji untuk tidak mengambil sesuatu tanpa izin, dan setiap saat kamu keluar dari sini, ambillah sepotong cokelat, itu adalah milikmu!”
Jad mengiyakan dengan penuh kegirangan atas perkataan Ibrahim tersebut.

Seiring berjalannya waktu, kedekatan Ibrahim dan Jad layaknya seorang ayah dan teman akrab. Jad seringkali mendatangi Ibrahim untuk meminta nasehat setiap kali menghadapi masalah.  Setiap kali itu pula Jad memberikan nasehat dan solusi dari permasalahan Jad melalui buku miliknya. Ibrahim mengambil buku itu dari laci, lalu memberikannya pada Jad untuk kemudian dibacakan dua lembar dari isi buku tersebut.

Seperti itulah keseharian Ibrahim yang seorang Muslim Turki yang tua dan tidak berpendidikan tinggi bersama Jad selama 14 tahun. Jad pun telah menjadi seorang pemuda gagah berusia 24 tahun, sedangkan Ibrahim berumur 67 tahun.

Meninggalnya Ibrahim dan Buku Wasiat untuk Jad
Ibrahim, teman akrab Jad pun akhirnya meninggal. Sebelum meninggal,  Ibrahim memberikan wasiat kepada anak-anaknya agar memberikan  sebuah kotak  kepada Jad. Kotak tersebut tak lain berisi buku yang selalu ia bacakan kepada Jad setiap kali Jad meminta nasehat atas permasalahannya. Kotak itu pun menjadi hadiah terakhir dari Ibrahim untuk Jad, seorang pemudi Yahudi.

Jad merasa sedih dan tergoncak ketika mengetahui bahwa Ibrahim sudah meninggal. Ia merasa kehilangan satu-satunya teman sejati baginya. Setiap kali Jad dihadapkan dengan masalah, Jad selalu teringat Ibrahim. Jad selalu mengambil  buku di  dalam kotak yang ditinggalkan Ibrahim namun karena buku itu bertulisakan bahasa Arab, ia pun tak bisa membacanya.

Jad pun akhirnya meminta pertolongan pada temannya yang berkebangsaan Tunisia untuk membacakan dua lembar dari kitab tersebut, sama persis seperti kebiasaan yang sering dilakukan Ibrahim semasa ia hidup jika Jad datang untuk berkonsultasi.
Jad pun merasa terkejut, kemudian  ia bertanya dengan rasa penuh penasaran, “Buku apa ini !?”
Temannya  menjawab : “Ini adalah Al-Qur’an, kitab sucinya orang Islam!”
Jad merasa kurang percaya, sekaligus merasa takjub,
Jad pun bertanya lagi : “Bagaimana caranya menjadi seorang muslim?”
Temannya menjawab : “Mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat!”
Setelah hari itu, tanpa ada rasa ragu, Jad mengucapkan  Syahadat. Ia  pun kini memeluk agama Islam.



Jalan Dakwah Yang Penuh Hikmah dan pelajaran yang baik

Setelah menjadi seorang muslim, Jad mengganti namanya menjadi Jadullah Al-Qur’ani sebagai rasa takdzim atas kitab Al-Qur’an yang begitu istimewa dan mampu menjawab seluruh problema hidupnya selama ini. Jadullah Al-Qur’ani pun memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi menyebarkan ajaran Al-Qur’an. Jadullah memulainya dengan mempelajari Al-Qur’an sekaligus memahami isinya. Lalu ia pun melanjutkan dengan berdakwah di Eropa hingga mengislamkan enam ribu Yahudi dan Nasrani.

Suatu hari, Jadullah membuka lembaran-lembaran Al-Qur’an yang  menjadi hadiah terakhir dari Ibrahim. Ia mendapati sebuah lembaran bergambarkan peta dunia pada salah satu lembarannya. Saat matanya tertuju pada gambar peta benua afrika, terlihat tanda tangan Ibrahim  yang tertera di atasnya dan dibawah tanda tangan itu tertulis ayat ke 125 dari QS An Nahl :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS An-Nahl: 125)

Jadullah merasa yakin bahwa ini adalah wasiat dari Ibrahim dan ia memutuskan untuk melaksanakan wasiat tersebut. Kemudian Jadullah meninggalkan Eropa untuk berdakwah menuju negara-negara Afrika yang diantaranya adalah Kenya, Sudan bagian selatan, Uganda serta negara-negara sekitarnya. Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari 6.000.000 orang dari suku Zolo. Ini baru satu suku, belum termasuk dengan suku-suku lainnya.

Akhir Hayat Jadullah

Jadullah meninggal  pada tahun 2003 pada umur 54 tahun. Beliau meninggal ketika dalam masa-masa berdakwah.

Ibu Jadullah Al-Qur’ani memeluk Islam

Ibu Jadullah Al-Qur’ani merupakan seorang wanita Yahudi yang fanatik.  Ia berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi. Ibunya baru memeluk Islam pada tahun 2005, dua tahun sepeninggal Jadullah yaitu saat berumur 70 tahun.
Ibunya bercerita jika ia menghabiskan waktu selama 30 tahun berusaha sekuat tenaga untuk  mengembalikan putranya agar kembali menjadi Yahudi.  Usahanya itu dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi ia tidak dapat mempengaruhi putranya. Sedangkan Ibrahim, seorang Muslim Turki  tua yang tidak berpendidikan tinggi, mampu melunakkan hatinya untuk memeluk Islam.
Ibu Jadullah pun mempertanyakan keherananya : “Mengapa anaknya Jad memilih untuk memeluk Islam?”
Jadullah Al-Qur’ani menjelaskan pada ibunya bahwa Ibrahim yang ia kenal selama 17 tahun tidak pernah memanggilnya dengan kata-kata: “Hai orang kafir!” atau “Hai Yahudi!” bahkan Ibrahim tidak pernah untuk sekedar berucap: “Masuklah agama islam!”

Hikmah dari Kisah Jadullah Al Qurani – Dakwah dengan hikmah dan pelajaran yang baik

Rasulullah  SAW  adalah  sebaik­ baiknya  teladan  bagi  manusia.  Dalam  berdakwah,  Rasul  SAW  senantiasa  mengajak  umatnya  dengan cara yang lembut, sopan, bijaksana, penuh kasih sayang, dan penuh keteladanan. Sebab,  sejatinya  dakwah  adalah  menyeru  dan  mengajak  umat  manusia  untuk  menjadi  lebih  baik.  Bukan  menakut­-nakuti  mereka  dengan berbagai macam ancaman ataupun intimidasi.  Dalam  Al Qur an,  Allah  SWT  memberikan  tuntunan  berdakwah  dengan  tiga  cara,  yakni  bil hikmah,  mau’izhotil  hasanah  wa jaadilhum billati hiya ahsan (dengan  hikmah  dan  pelajaran  yang  baik  dan  bantahlah  mereka  dengan  cara  yang  baik)



Disadur dari karangan Penulis: Mustamid, seorang mahasiswa Program Licence Universiti Al-Azhar Kairo Konsentrasi Hukum Islam.
Pautan 1 :Arrahmah.Com 

Disadur oleh :
- Tuntas Terjemah Al Quran-
(ND)

Buku Panduan Hidup

Tuntas Terjemah Al Quran -  
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sahabat Tasqut yang insyaALLAH senantiasa dirahmati ALLAH SWT :)

Alhamdulillah di era modernisasi saat ini,  selain lewat ceramah, sudah ada begitu banyak media dakwah, salah satunya adalah melalui video inspiratif yang mengandung banyak hikmah yang menggugah. 

Berikut ini adalah salah satu film inspiratif produksi WANTProduction berjudul "Anti Qur'an". Film Anti Qur'an ini berkisah tentang Pemuda yang seumur hidupnya jarang membaca Al-Qur'an, tapi setelah mendengar penjelasan dari seorang penjual makanan tentang pentingnya membaca Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia, ia langsung berminat membaca Al-Qur'an bahkan lengkap dengan terjemahannya. 
Apa saja hikmah yang dapat dipetik dari video ini, dan bagaimana kelajutan ceritanya? Silahkan temukan jawabannya dalam video Anti Qur'an di bawah ini. 
Selamat menyaksikan :)



Semoga video ini memberikan inspirasi dan motivasi kepada kita semua untuk terus mendekatkan diri pada ALLAH dan bersahabat dengan Al-Qur'an yang tidak lain adalah anugerah yang begitu besar dari ALLAH berupa panduan hidup yang tidak ada sedikitpun kebengkokan padanya.


Sumber: www.infobdg.com
Selamat menjalankan ibadah puasa dan selamat belajar serta melatih diri untuk lebih bersahabat dengan Al-Qur'anul Kariim di bulan Ramadhan penuh berkah ini. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk mendapat syafaat dari Kitab Al-Qur'an yang merupakan sahabat terbaik serta pedoman hidup manusia yang datang langsung dari ALLAH SWT.
Barakallahu fiik.
Wassalam.

(AA)

Marhaban Yaa Ramadhan


Sumber: Spreadsalam.com
Tuntas Terjemah Al Quran - Bismillahirrahmanirrahim :)
Assalamu 'Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh sahabat Tasqut yang insyaALLAH senantiasa dirahmati ALLAH SWT :)
Apa kabar imanmu hari ini? Bagaimana kiat-kiat ibadahmu untuk menjamu tamu agung Bulan Ramadhan?

Alhamdulillah, kita telah menghirup udara di hari pertama bulan Ramadhan . Mari kita sambut dengan mengoptimalkan ibadah untuk memperoleh keberkahan dari Allah SWT. Bulan Ramadhan  senantiasa dirindu-rindukan oleh para pecinta Syurga, bulan yang selalu dielu-elukan sebagai bulan penuh rahmat dan berkahanNya, bulan tercinta para pencari hidayah, dan bulan kesayangan bagi para sahabat Al-Qur'an. 

Bulan Ramadhan memang memiliki banyak keistimewaan, salah satunya adalah menjadi bulan dimana "Kitab CintaNya" yang bukan lain adalah manual book bagi kehidupan manusia diturunkan pertama kali pada malam kemuliaan yang sering kita sebut malam Lailatul Qadr. Karena Al-Qur'anul Kariim diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan, bulan Ramadhan sering juga dikatakan sebagai bulan Al-Qur'an.

Nah, alangkah baiknya jika sebelum memasuki bulan penuh rahmat ini, kita sudah punya target-target peningkatan kualitas ibadah untuk mengisi bulan yang didalamnya berlimpah pahala yang dilipatgandakan. Salah satunya adalah target bacaan Al-Qur'an, baik Arab maupun terjemahannya, ataupun target hafalan Al-Qur'an. Alangkah mulianya, jika di bulan suci tercinta ini, kita juga bisa menjadi kekasih ALLAH yang dipercayakan untuk ikut menjaga AL-Qur'an dalam diri kita. Karena amalan bersama Al-Qur'an merupakan salah satu perniagaan yang tiada merugi :)


Sahabat Tasqut yang shaleh dan shalehah, Semoga kita semua menjadi pemenang di bulan kemenangan ini. Mampu menaklukkan hawa nafsu dan menjadi manusia yang jauh lebih baik dalam taqwa, ibadah, dakwah, dan dalam segala hal yang diridhai oleh ALLAH SWT.
Barakallahu fiik. 
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Marhaban Yaa Ramadhan. :)

(AA)







Memaknai Quran Surat Al Hujuraat dalam Kehidupan Manusia


Surat Al Hujuraat yang berarti kamar – kamar merupakan surat ke 49 , 18 ayat dan termasuk Surat Madaniyyah.

(Sumber gambar : derumah.com)

Kamar(ruangan) dapat kita temukan dalam kehidupan sehari hari seperti di rumah, kantor, rumah sakit, dan tempat lainnya. Setiap kamar memiliki pembatas antara satu dan lainnya dengan fungsi yang berbeda-beda. Bahkan di dalam diri manusia sendiri terdapat kamar-kamar yaitu di  jantung dan otak . Di jantung manusia ada bilik kanan, bilik kiri, serambi kanan dan serambi kiri. Di otak manusia ada bagian Otak Besar, Otak Kecil, Batang Otak, Sistem Limbik.

Sahabat, pernahkah terpikirkan oleh kita, mengapa Allah memberikan nama Al Hujurat yang berarti Kamar –Kamar?
Kandungan ayat Al Quran menerangkan tentang kehidupan manusia. Banyak pelajaran yang kita bisa ambil dari Al Quran dalam menjalani kehidupan.

Surat Al Hujuraat ayat ke-6  mengajarkan manusia untuk bertabayyun, tidak langsung percaya akan berita yang belum tentu benar.
 49:6








Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.   ﴾ Al Hujuraat:6 ﴿

Surat Al Hujuraat berisi tentang perumpamaan kamar-kamar dengan perbedaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ketika terjadi perbedaan karena berbeda kamar, sering terjadi perselisihan, merasa lebih baik dari orang lain, menggunjing, mencela.
Surat Al Hujurat  ayat ke 11, mengingatkan manusia untuk tidak saling merendahkan, tidak saling mencela.

49:11 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.﴾ Al Hujuraat:11 ﴿

Orang yang memahami makna QS Al Hujurat tidak akan mencari perbedaan tetapi mencari persamaan untuk saling memahami.
49:12












.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. ﴾ Al Hujuraat:12 ﴿

Seperti halnya dalam berdakwah, ada terdapat berbagai macam majelis/organisasi Islam. Janganlah membandingkan untuk mencari perbedaan dan kemudian menimbulkan perselisihan. Terlebih jika merasa diri lebih baik dari orang lain. Carilah persamaan, Dengan persamaan kita akan mudah melihat rahmat Allah yang begitu luas. Selama ilmu dan metode dakwah yang disampaikan sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits, maka tujuan kita sama yaitu menjadi seorang abdillah.

49:10

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. ﴾ Al Hujuraat:10 ﴿

 49:13

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.﴾ Al Hujuraat:13 ﴿

Masya Allah, Al Quran memang benar pedoman hidup manusia, menceritakan kehidupan manusia. Kita bisa banyak mengambil hikmah dan pelajaran dari Al Quran, jika kita mau memahami dan menginstal Al Quran dalam diri.



Generasi Qurani


Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meninggikan (derajat) ummat manusia ini dengan Al – Quran dan membinasakannya pula dengan Al-Quran." (H.R. Muslim)

Inilah rahasia mengapa generasi awal umat Islam (generasi sahabat, tabi’in dan tabi’itabi’in menjadi generasi terbaik umat ini.
Kejayaan umat Islam itu dengan membaca Al-Quran dan mengamalkannya. Namun sebaliknya, musibah yang menimpa umat ini disebabkan karena sikap acuh tak acuh kepada Al-Quran dan meninggalkannya. 


-TASQUT-
(RB)

Testimoni Terjemah Al Quran - Manisnya Iman


Alhamdulillah atas segala nikmat dari Allah terutama nikmat usia berkesempatan untuk membaca terjemahan Al-Quran. Diawal membaca terjemahan, sudah diniatkan untuk 1hari = 1juz terjemahan. Alhamdulillah tekad saya dipermudah oleh Allah. Namun seiring berjalannya waktu, begitu banyak godaan & bisikan-bisikan yang melalaikan. Dari alasan sibuk, ngantuk, menunda-nunda, ataupun rasa lelah. Inilah yang melunturkan niat. Terkadang yang sulit yaitu mencharge niat  supaya lurus Lillahi ta'ala. Kalimat istighfar lah yang selalu terucap dari lisan ini untuk meluruskan niat agar keberkahan selalu mengiringi kehidupan dari setiap makna yang tersirat maupun tersurat dari  terjemahan yang dibaca.


Saat membaca terjemahan itu, seperti membaca novel begitu banyak kisah-kisah menarik. Seperti kisah seorang lelaki di surah Yaasiin (36) : 22-27. Diriwayatkan pada detik terakhir nya, dalam sekarat dan manisnya iman, diiringi air mata para utusan Allah yang tak kuasa menolongnya, dia mencoba bicara. " Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabb kalian. Maka dengarkanlah ikrar imanku ini. " QS. (36):25.


Dedeh Mahmudah - Androhid 36.2
#testimoni tasqut
#androhid 36.2

Proses Penciptaan Hujan dalam Al-Qur'an


Bismillahirrahmanirrahim :)
Assalamu 'Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh sahabat Tasqut yang insyaALLAH senantiasa dirahmati ALLAH SWT :) Apa kabar imanmu hari ini?

Hujan, hujan, dan hujan. Di antara kita pasti ada yang sangat berbahagia ketika hujan turun, ada yang tiba-tiba jadi sendu dan puitis, ada yang berbagahagia karena tanamannya jadi tak kering lagi, dan ada pula yang berbahagia karena hujan adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Sayangnya, banyak juga yang benci dan menyalahkan hujan, "ah, gara-gara hujan, aku nggak bisa begini ..", "gara-gara hujan, macet semakin menjadi", dan masih banyak keluhan lain yang menyapa hujan saat ia menyapa bumi. Padahal, hujan kan nggak salah? Hujan hanya sedang taat pada ALLAH dan menjalankan perannya sebagai berkah dan rahmat bagi bumi, sebagai pihak pengantar pelangi.

Lalu bagaimana, ALLAH Yang Maha Cinta menggambarkan dengan indah penciptaan hujan yang terkadang mampu membuat banyak insan tiba-tiba jadi melankolis, kreatif, dan puitis. Berikut beberapa ayat yang menggambarkan tentang penciptaan hujan yang tersurat dalam Kitab Cinta (Al-Qur'an) yang sempurna:


“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). ” (QS. An Nahl: 65)


“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS. Yunus: 24)

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.”(QS. Al A’rof: 57)

Setelah penggambaran penciptaannya yang begitu indah, tersurat juga dengan jelas bahwa hujan adalah rahmat dan berkah yang turun ke bumi. Jadi, pantaskah kita menyalahkannya? Pantaskah kita mengkambinghitamkannya? Pantaskah kita mendahulukan keluh daripada doa di saat hujan turun? Bukankah kita selalu berharap doa terijabah, mengapa tak memilih untuk bermunajah dengan mesra padaNya ketika tetes hujan mulai menyapa bumi?

“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura: 28). 



Sahabat Tasqut yang berbahagia, daripada menggerutu saat hujan turun, lebih baik berdoa, bermunajah padaNya, berbicara denganNya lewat Kitab CintaNya (Al-Qur'an) atau setidaknya mensyukuri dan memanfaatkan waktu-waktu hujan dengan hal-hal yang lebih bermanfaat :)

(AA)