Sidik Jari Manusia dalam Al-Qur'an

Tuntas Terjemah Al Quran -
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Sahabat Tasqut yang Insya ALLAH senantiasa diridhoi ALLAH SWT :)

Sudah kah sahabat shaleh/shalehah membaca Al-Qur'an hari ini, setidaknya satu atau dua ayat saja? Tentu sudah yaa, Insya ALLAH.

Ada begitu banyak keajaiban yang terkandung dalam Al-Qur'an. Baik keajaiban yang telah terbuktikan dengan ilmu pengetahuan manusia, sampai yang tak mampu terukur oleh nalar manusia terjenius sekalipun. Salah satu dari begitu banyaknya keajaiban itu adalah keterangan dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang sidik jari manusia.

Sahabat Tasqut yang Insya ALLAH senantiasa di ridhoi ALLAH SWT, seperti yang kita ketahui, sidik jari kita bukanlah sekedar lengkungan atau garis-garis biasa yang terukir tanpa makna. Seiring perkembangan zaman, telah diketahui bahwa sidik jari manusia antara satu dan yang lainnya adalah berbeda. Setiap manusia memiliki bentuk sidik jari (finger print) yang unik. Bahkan bagi sepasang saudara yang terlahir kembar identikpun memiliki sidik jari yang berbeda. 
Sumber : stifinbwi.wordpress.com
Fakta tersebut baru diperkenalkan oleh beberapa ilmuan seperti Johann Christoph Andreas Mayer pada tahun 1788 yang menyatakan bahwa setiap sidik jari manusia itu memiliki keunikan sendiri-sendiri. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sir William James Herschel pada tahun 1858. Namun, sidik jari baru mulai diteliti secara ilmiah dan akhirnya dijadikan sebagai tanda pembeda identitas adalah ketika Sir Francis Golt secara khusus melakukan riset tentang sidik jari pada tahun 1880. Hasil risetnya memberikan hasil bahwa tidak ada dua orang manusia di dunia ini yang memiliki bentuk sidik jari yang benar-benar sama. 

Pada perkembangannya, diciptakanlah berbagai alat teknologi sidik jari dengan sistem analisa elektronik. Alat tersebut pertama kali digunakan FBI di Amerika Serikat sekitar akhir abad ke-19 atau tahun 60-an. FBI menggunakannya untuk mengetahui jati diri korban kriminalitas atau bahkan tersangkanya lewat jejak sidik jari yang biasanya tertinggal pada tempat kejadian. Selanjutnya, sidik jari tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengungkap kriminalitas, tapi juga mulai dimanfaatkan untuk keperluan di bidang lain, seperti untuk database kependudukan, mesin absensi, teknologi akses kontrol pintu, finger print data secure, aplikasi retail, sistem payment dan masih banyak lagi.

Penelitian tentang sidik jari terus berkembang hingga akhirnya muncullah disiplin ilmu yang mempelajari sidik jari, yaitu Daktiloskopi. Yakni ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki yang sangat berhubungan dengan genitak manusia. 
Sumber : www.metaformltd.com
Lalu, apa hubungannya dengan keajaiban Al-Qur'an?

Sahabat Tasqut, belasan abad sebelum manusia menyadari bahwa sidik jari bukan sekedar lengkungan atau garis-garis tanpa makna. ALLAH SWT telah mengungkapkannya secara khusus dalam al-Qur'an terlebih dahulu, yaitu pada Qur'an Surah Al-Qiyamah ayat 3 dan 4:

(3). أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ
Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

(4). بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.

Menurut Harun Yahya dalam Pesona Al-Qur’an ketika menjelaskan ayat di atas menulis bahwa penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap manusia adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap manusia yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain. Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.

Harun Yahya melanjutkan, sistem pengkodean lewat sidik jari ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini. Akan tetapi, ujarnya, yang terpenting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan dan mampu diukur oleh nalar manusia di akhir abad ke-19. Sedangkan, dalam al-Qur'an, Allah sudak merujuk kepada sidik jari, dan menyatakan kekuasaanNya yang mampu menyusun (kembali) jari jemari manusia dengan sempurna pada saat mereka dibangkitkan kembali.
Hal ini menjadi satu lagi bukti bahwa Al-Qur’an selalu otentik dipergunakan. Informasi-informasi ilmiah yang diberikannya selalu teruji sampai kapanpun, yang saat itu belum disadari sama sekali oleh orang. Dengan kata lain, al-Qur’an adalah bukti tertulis yang paling otentik yang bisa dijadikan sebagai rujukan ilmiah dalam mengupas persoalan-persoalan teknologi sejak zaman dulu hingga zaman sekarang. Sedangkan bukti-bukti lain terkadang aus terkikis zaman atau hilang dan terbakar.

Masya ALLAH, Maha Benar ALLAH dengan segala FirmanNya. 

Source: http://keajaiban-quran.blogspot.com/2013/05/sidik-jari-dalam-al-quran.html

(AA)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar